Quantcast
Channel: Pendidikan – Bengkulu Ekspress
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1211

Lahan Kumuh jadi Taman Bermain Anak

$
0
0

 

Ist/BE – Taman bermain yang berada di Gang Bungsu, Kelurahan Kebun Dahri, hampir setiap pagi dan sore ramai dengan anak-anak. Sebelumnya Gang Bungsu terlihat kumuh dan kurang sehat.

BENGKULU, BE – Padatnya pemukiman serta lokasi yang berdekatan dengan kawasan pasar. Membuat tim Program Tanpa Kumuh (Kotaku) berinisiatif mengubah lingkungan pemukiman di kawasan Kebun Bungsu kelurahan Kebun Dahri, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, menjadi ruang terbuka hijau, serta menjadi taman bermain anak-anak.

Diceritakan kelompok pemanfaat dan pemelihara, Azmiar didampingi  Anggota BKM Yesnita mengatakan kepada BE, ”Kebun Bungsu merupakan pemukiman padat penduduk yang lokasinya berdampingan dengan Pasar Tradisional Modern (PTM), Pasar Minggu Bengkulu. Awalnya kawasan ini tidak memiliki ruang terbuka dan hijau atau sebagai tempat bermain, karena diatas lahan seluas 8,21 Ha tersebut menjadi kawasan penumpukan limbah pasar dan kumuh.”

Sebagian besar masyarakatnya merupakan pedagang dengan berbagai barang dagangan. Mulai dari pedagang kain, kelontongan, pedagang manisan, hingga pedagang bumbu. Bahkan disetiap sudut permukiman merupakan pengusaha gilingan baik gilingan bumbu, kopi, kelapa dan lainnya. Semua usaha tersebut menghasilkan limbah yang cukup banyak. Kawasan kumuh terparah di wilayah RT 04, RT 06 dan RT 08. Drainase lingkungan yang merupakan drainase tersier cukup besar merupakan muara dari limbah pasar. Diperparah lagi dengan pola hidup masyarakat yang tidak sehat dan tidak didukung adanya bak penampungan kotoran (Septic tank ) sehingga jika hujan seluruh limbah dari rumah tangga masuk ke drainase tersier yang ada di tengah permukiman. Hingga mengeluarkan bau tidak sedap dan menjadi sumber penyakit.

Tidak hanya itu, pada sudut tanah kosong di permukiman di kawasan tersebut, umumnya di jadikan tempat menumpukkan rongsokan yang berasal dari pasar maupun sisa bangunan masyarakat setempat. Hingga pada 2019, kawasan Kebun Bungsu mendapat bantuan pemerintah untuk masyarakat (BPM) program Kota tanpa Kumuh (KOTAKU). Kala itu dibangun sejumlah jalan rabat beton, drainase tertutup, sumur Bor, TPST, gerobak sampah dan perpipaan air bersih serta RTH mini di beberapa tempat. Kegiatan ini memberikan manfaat untuk 897 KK yang ada di kelurahan Kebun Dahri. Dari jumlah itu sebanyak 542 KK merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pendekatan dan kerap adanya pertemuan warga setempat, hingga akhirnya muncul beberapa ide untuk menata permukiman dari masyarakat setempat untuk keluar dari lahan yang sumpek menjadi tempat terbuka hijau. Mulai dari proses perencanaan hingga pada pengerjaan kegiatan masyarakat terlibat langsung, beberapa ide untuk menata permukiman. Sehingga dibangunlah kawasan taman yang berada tepat di depan masjid setempat.

“Kawasan ini sangat padat. Cuma di depan rumah inilah yang ada ruangannya dan yang bisa dimanfaatkan untuk bantuan taman bermain anak ya ruang terbuka hijau. Pembangunan taman merupakan hasil mufakat warga,” katanya.

Program Kotaku Tanpa Kumuh, memberikan dampak yang signifikan dan sangat dirasakan masyarakat. Kondisi lingkungan permukiman Kelurahan kebun Dahri khususnya lingkungan Kebun Bungsu sudah sudah tertata rapi dan indah. Drainase yang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tengangga (terbuka) sudah tertutup rapi, tempat pembuangan sampah sudah tersedia dengan baik, begitu juga sistem sanitasi sudah baik dengan masuknya Sanimas IDB tahun 2018.

“Sekarang Kebun Bungsu tidak bau lagi, tidak perlu menutup hidung saat berkunjung seperti dulu,” beber Azmiar.
Azmiar juga mengucap penuh syukur dengan adanya Taman terbuka menjadi tempat bermain anak. Warga pun tidak lagi mengeluhkan terjadinya banjir yang membawa sejumlah kotoran kerap masuk ke dalam rumah hingga berbagai penyakit yang mengancam warga pasca banjir.

“Saya senang ada tempat bermain anak-anak dan taman ini saya merawatnya. Saat ini banjir tidak lagi masuk ke dalam rumah,” akunya.

Ia pun saat ini menjadi salah satu binaan untuk mengelola aman hijau sekaligus memberikan contoh perilaku hidup bersih pada anak, serta mengajarkan pemeliharaan lingkungan tetap hijau dan indah dapat dipertahankan.
Menurut Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Yesnita, Program Kotaku Ciptakan Lingkungan Layak Huni dan berkelanjutan. Bertujuan meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan

Selain menurunkan luasan kumuh program ini mengemban tujuan agar terbangunnya kolaborasi antar steakholder dan juga kelompok peduli dan masyarkat dalam upaya menuntaskan persoalan kekumuhan. Sekaligus menciptakan permukiman yang layak huni, produktif dan berkelanjutan tidak lepas dari peran masyarkat untuk berperan aktif dalam merawat infrastruktur permukiman yang telah di bangun.

Dalam program kotaku untuk memastikan adanya pemeliharaan. Paska pembangunan konstruksi, maka dibentuk kelompok masyarkat pemanfaat dan pemelihara. Kelompok ini dibangun di tingkat komunitas di mana infrastruktur dibangun.

”Dalam kelompok ini didorong pula, agar membuat peraturan bersama dan rencana kerja yang terstruktur, tutupnya. (247)

The post Lahan Kumuh jadi Taman Bermain Anak appeared first on Bengkulu Ekspress.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1211

Trending Articles